Adu Seksi Lewat Backless Dress

Gaun-gaun bertema backless sepertinya mendominasi perhelatan Venice Film Festival yang tahun ini genap Baca Lagi ...

Kok Perempuan Gampang Tersinggung Ya?

Dibandingkan dengan kaum laki-laki, kaum wanita dikenal sebagai makhluk yang mudah tersinggung Baca Lagi ...

Pramono: Tak Pantas Sebut SBY Pernah Nyimeng

Jakarta - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengkritisi gaya bercanda presenter Pandji Baca Lagi ...

Jelang Pernikahan, Ayu Dewi Jalani Terapi Laser Wajah

JAKARTA - Hari pernikahan Ayu Dewi (27), yang masih dirahasiakannya, agaknya kian dekat Baca Lagi ...

Untuk Miss Universe, Nadine Hunting Baju di Kemang

NADINE Alexandra Dewi Ames akan mengikuti masa karantina Miss Universe 2011 di Sao Paulo, Baca Lagi ...

"Mama Jangan Dipukul, Dong Sayang"

Minggu, 1 Mei 2011 - 10:19 wib

MEMUKUL orangtua saat kesal atau marah menurut Eko Handayani, M. Psi Staf Pengajar Pengajar Fakultas Psikologi dan Psikolog Anak pada Klinik Terpadu Universitas Indonesia perilaku tergolong temper tantrum (kemarahan hebat). Perilaku ini biasa terjadi pada anak usia 2-4 tahun. Lantas, wajarkah perilaku tersebut?

Jangan Dibiarkan!

Pada usia toddler, anak mulai menunjukan sikap negativistic dan kemandirian. Mereka pun kerap berkata ‘tidak’ pada perintah atau ajakan orang lain. Tak hanya itu, seiring dengan perkembangan
fisik-motoriknya anak juga ingin menunjukan keinginannya.

Namun, dengan keterbatasan kemampuan berkomunikasi, penyelesaian masalah lebih melibatkan reaksi perilaku langsung atau pengungkapan perasaan dibandingkan dengan logika. Akibatnya, kemarahan meledak. Dan bukan tidak mungkin cara ini merupakan alat atau strategi dari pemecahan masalah yang dihadapi si kecil.

Kalau melihat dari usia, hal ini wajar, namun jangan dibiarkan berlangsung lama. Anak harus belajar dan menyadari bagaimana mengungkapkan keinginannya atau kemarahannya dengan cara yang lebih bisa diterima oleh lingkungannya.

Bila ‘kewajaran’ itu terus berlangsung, bukan tak mungkin setiap kali ada keinginan atau pendapatnya yang tidak sesuai dengan lingkungan, reaksi pertama yang muncul adalah mengamuk.

Ekspresi dan Mencontoh

Prinsipnya, anak banyak melakukan ‘coba-coba’ strategi pemecahan masalah. Bisa saja ini sebagai ekspresi anak untuk menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap suatu hal atau perasaan tidak nyaman karena keinginannya tidak terpenuhi.

Selain itu, perilaku tersebut juga bisa karena si kecil mencontoh dari lingkungan - dari orangtua, lingkungan sekitar, televisi, film atau media informasi lainnya.

Sebaiknya Orangtua...

1. Jangan mengacuhkan (ignoring), jika si kecil memukul saat marah atau kesal.
2. Memberitahu anak bahwa perbuatannya itu salah,  tidak akan berguna selama si kecil masih dikuasai amarahnya. Ajak diskusi atau beri pengertian saat anak sudah tenang atau tidak marah lagi.
3. Jika si kecil akan memukul, pegang tangannya. Kalau dia menendang, pegang kakinya. Lalu berikan si kecil pelukan (kalau anak tetap akan memukul, peluklah dari belakang agar anak sulit menyerang), sambil tetap berbicara dengan tenang.
4. Jika si kecil sedang marah, Moms jangan ikut-ikutan marah. Berikan pelajaran perilaku yang lebih baik kepada anak dan jangan mengacaukannya dengan memberikan ‘model’ perilaku yang buruk. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)
 
sumber : okezone

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar